Kamis, 19 Januari 2012

Pandangan Alkitab dalam Hal Memberi (Sebekah/Amal)

Prinsip Memberi
Alkitab tidak melarang memberikan pemberian baik hadiah atau pemberian apapun termasuk dalam hal bersedekah/ /beramal. Namun, apabila itu dilakukan harus dengan motivasi yang benar dan pada kesempatan yang benar. Yesus Kristus memperlihatkan bahwa apa yang paling berharga di mata Allah adalah sikap hati (tulus atau terpaksa) sang pemberi, bukan nilai materi hadiah tersebut. (Lukas 21:1-4) Demikian pula, sehubungan dengan pemberian belas kasihan kepada orang yang membutuhkan, rasul Paulus menulis, ”Hendaklah masing-masing melakukan sebagaimana yang telah ia putuskan dalam hatinya, tidak dengan enggan atau dengan terpaksa, karena Allah mengasihi pemberi yang bersukacita.”—2 Korintus 9:7.
Dari sudut pandangan Alkitab, tidak ada salahnya mengidentifikasi diri sebagai pemberi kado, barangkali dengan menyertakan sebuah surat kecil di dalamnya. Namun, di beberapa tempat, sudah menjadi kebiasaan untuk mengumumkan identifikasi sang pemberi hadiah. Kebiasaan ini dapat mendatangkan masalah. Orang yang memberikan kado mungkin tidak ingin diketahui namanya agar tidak menarik perhatian yang tidak perlu kepada diri mereka. Apa yang ia lakukan selaras dengan prinsip yang Yesus katakan di Matius 6:3, ”Tetapi engkau, apabila memberi pemberian belas kasihan, jangan biarkan tangan kirimu tahu apa yang dilakukan tangan kananmu.” Orang lain mungkin merasa bahwa memberikan hadiah merupakan masalah pribadi yang hendaknya hanya diketahui sang pemberi dan sang penerima. Selain itu, mengumumkan siapa pemberi kado dapat membuat orang membandingkan-bandingkan hadiah, ”membangkitkan persaingan”. (Galatia 5:26)

Tokoh Alkitab yang Bersedekah
Kisah tentang seorang janda miskin memperlihatkan bahwa Yesus tidak terkesan oleh pemberian yang banyak dari orang kaya, yang memberi ”dari kelebihan mereka”, tetapi oleh sumbangan kecil janda miskin itu. Apa yang ia lakukan menyentuh hati Yesus karena ’dari kekurangannya janda itu menjatuhkan semua sarana penghidupan yang dimilikinya’.
“ “Ketika ia (Yesus) memperhatikan, ia melihat orang-orang kaya menjatuhkan pemberian mereka ke dalam tempat sumbangan. Kemudian ia melihat seorang janda miskin menjatuhkan dua uang logam kecil yang sangat sedikit nilainya di sana, dan ia mengatakan, ”Aku memberi tahu kamu dengan sesungguhnya: Janda ini, meskipun miskin, telah menjatuhkan lebih banyak daripada mereka semua. Karena mereka semua menjatuhkan pemberian dari kelebihan mereka, tetapi wanita ini dari kekurangannya menjatuhkan semua sarana penghidupan yang dimilikinya.” “ (Luk. 21:1-4)

Kesimpulannya
            Dalam hal memberi, hendaknya diberikan dengan hati yang tulus atau ikhlas, pemberian ini juga bukan dengan tujuan untuk dilihat orang betapa baiknya si pemberi, melainkan dengan kasih. Karena Yesus Kristus telah menulis dan menjelaskan kepada umatnya di Matius 6:3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar